Dimunculkan
Hacker Putih
Untuk Habisi si Jahat
Jebolnya beberapa
web site dunia, hingga sempat memancing amarah dan menyibukkan agen 'garang' FBI
yang khusus ditugaskan Clinton, belakangan memang sudah tidak bisa ditolerir
lagi. Bahkan, hingga kini pun perburuan terhadapa ulah usil hacker terus
dilanjutkan. Wajar bila di usia yang masih muda ini, teknologi Internet masih
ada bolong - bolong di sana - sini. Kesederhanaan sekuritas dan privasi di
Internet memang masih terus disempurnakan.
Dan pepatah memang
kadang aneh, karena justru ada pepatah yang muncul dengan penuh perlawanan,
seperti "Kejahatan bisa kalah jika dilawan juga dengan kejahatan". Dan
ternyata hal ini berlaku di 'dunia gelap' para hacker, dan ternyata hacker benar
- benar telah terbelah menjadi dua kutubb, sehingga ada hacker yang memanfaatkan
momen ini untuk mencari keuntungan 'di jalan yang benar'.
Para hacker putih
yang tak kalah hebatnya ini, mulai mendaftarkan dirinya untuk menjadi bagian
dari keamanan di bank - bank dan perusahaan - perusahaan besar seperti bank -
bank di Israel dan Inggris, sampai perusahaan - perusahaan e-commerce di
Inggris, dan mengecek keamanan sistem komputer mereka, sudah muncul di Swedia.
Dan mungkin ini adalah salah satu solusi yang bisa diandalkan untuk menghambat
gerak laju dunia hacker.
Defcom
(www.defcom-sec.com), sebuah perusahaan swasta yang bermarkas di Stockholm ini,
yang didirikan di bulan April tahun 1999, adalah pelopor dalam bisnis yang
misterius ini yang mirip dengan sebuah adegan dari novel fiksi ilmiah karangan
William Gibson.
Tetapi Defcom
dibayar, untuk menempatkan para 'hacker putih' di perusahaan - perusahaan besar,
yang kebanyakan bergerak di bidang perbankan, asuransi, dan e-commerce di
seluruh Eropa. "Sembilan dari sepuluh perusahaan yang menyewa kami, sistem
komputernya dapat kami tembus melalui internet", kata CEO Defcom, Thomas
Gullberg. "Ini adalah statistik yang menakutkan", ujarnya.
Defcom mengharapkan
dapat berkembang pesat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan untuk melindungi
diri dari hacker, pengguna yang mahir dari bahasa program komputer yang dapat
menembus komputer sistem atau situs web untuk mengubah atau mencuri informasi.
Para konsumen
menghabiskan uang sekitar 30 milyar dollar untuk berbelanja di Internet tahun
lalu, suatu pertanda bahwa banyak orang telah kehilangan kekuatiran tentang
keamanan berbelanja di Internet. Sebagian besar dapat menerima barang yang
dipesannya dan tidak mengalami masalah setelah memberikan nomor kartu kreditnya.
Di lain pihak
Internet juga menjadi tempat bermain yang makin menarik bagi para hacker setelah
e-commerce merebak di AS dan Eropa, dan data sensitif dikirim melalui Internet.
Para pakar keamanan Internet berkata bahwa beberapa situs Web mengabaikan
masalah keamanan saat mereka hendak buru - buru berkiprah di Internet. Salah
satu masalah baru adalah akan datanya teknologi telepon selular yang terhubung
dengan Web, yang membuka peluang yang lebih luas bagi hacker untuk beraksi.
Dan ada kekuatiran
bahwa terlalu banyak fasilitas pengamanan akan membuat pengunjung situs tersebut
enggan membuat pengunjung situs tersebut enggan datang lagi dan menurunkan
transaksi, sementara fasilitas pengamanan yang mahal tersebut tidak seimbang
dengan pendapatan dari pemasaran dan perolehan konsumen.
Survei oleh Zona
Research menunjukkan bahwa konsumen yang harus menunggu lebih dari 8 detik akan
pindah ke situs lain. Para hacker dapat masuk ke dalam hampir setiap sistem
komputer bila mereka mau, demikian menurut Defcom.
Defcom adalah salah
satu dari ratusan perusahaan Internet di Swedia, salah satu negara dengan
pengguna Internet terbanyak. Dengan penetrasi Internet yang tinggi dan
penggunaan yang luas dari e-commerce dan perbankan Internet, Swedia juga
mempunyai sistem keamanan online terbaik di dunia.
"Kami
bertujuan menjadi yang terdepan di Eropa. Saya rasa kami sudah
mencapainya", kata Gullberg, "Ini adalah ladang yang baru. Kami adalah
satu - satunya yang telah mampu mengelolanya dengan benar. Beberapa perusahaan
lain telah mencoba tapi gagal...."
Awalnya sangat
sulit untuk mengumpulkan para hacker, tapi Gullberg terkejut dengan kesediaan
sebagian hacker untuk bekerja terang - terangan dengan sah. "Kami membuat
nama hacking menjadi setingkat lebih tinggi, yaitu hacking yang
putih", kata Gullberg. "Kami mengumpulkan para hacker di bawah satu
atap. Mereka adalah orang - orang terbaik di bidangnya, dan mereka tahu
bagaimana cara hacker beroperasi"
Ini tergambar dari
motto Defcom yang terpampang di salah satu ruang hacker utamanya, "It takes
one to know one". Perusahaan Swedia ini - dengan satu kantor di London -
mempunyai staf yang telah mencapai lebih dari 40 orang, yang sekitar setengahnya
adalah hacker profesional, berumur 23 sampai 30. Satu orang memiliki catatan
kejahatan.
Untuk melengkapi
keahlian dan pengetahuannya, perusahaan tersebut juga mempekerjakan seroang
petugas polisi dari divisi keamanan TI (Teknologi Informasi) di unit pencegahan
kejahatan nasional Swedia. Begitu ditugaskan untuk mencek sistem keamanan suatu
perusahaan, staf yang ditunjuk segera melakukan analisis teknis dan pergi ke
negara ke tempat perusahaan tersebut lalu mulai berusaha melakukan hacking.
Yang membuat mereka
berbeda dari perusahaan - perusahaan keamanan data lainnya adalah mereka benar -
benar membuat perubahan dalam sistem komputer pelanggan mereka untuk melihat
apakah sistem itu bisa diterobos, kata Defcom. "Kami tidak hanya memasuki
firewall dan membuktikan bahwa kami bisa menerobos, tapi kami masuk ke komputer
- komputer utama", demikian menurutt hacker internet senior Defcom, yang
minta tidak dicantumkan namanya, kepada Reuters.
Perusahaan itu
merahasiakan nama hacker-nya untuk mencegah balasan atau serangan hacker yang
sebenarnya terhadap para hacker yang sah ini. Defcom butuh waktu sekitar dua jam
sampai tiga hari untuk mengatasi kebanyakan kasus dan memberi solusi
pencegahannya.
"Kami
menceritakan yang sebenarnya pada klien. Kenyataan yang pahit", kata
Gullberg. "Keamanan selalu menjadi masalah dalam dunia bisnis dan sampai
sekarangpun masih. Internet bukanlah suatu tempat yang aman", kata
Gullberg.
Defcom berkata
bahwa tidaklah sulit untuk meyakinkan perusahaan mengenai keahlian mereka, walau
pengelola TI perusahaan klien selalu gugup saat mereka berusaha menerobos sistem
perusahaan tersebut. Kebanyakan
penerobosan ilegal di bidang keuangan dilakukan untuk mencuri data nomor kartu
kredit tapi kemudian berkembang cepat menjadi spionase industri.
Defcom
berkata bahwa sebuah pasar bawah tanah yang dikenal sebagai situs "pialang
informasi" makin banyak tumbuh di Internet dan menawarkan jasa hacker untuk
menerobos sistem komputer perusahaan tertentu untuk mencuri rancangan mobil atau
data - data perusahaan.
(bLaCkApRiL 153)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar